PDAM Makassar Dijual ke Singapura
http://makassar.tribunnews.com/read/artikel/147642/pdam-makassar-dijual-ke-singapura
Tahap Pertama Layani Tamalanrea- Biringkanaya ; Bangun Instalasi Baru ; Pelanggan Khawatir Tarif Lebih Mahal ; Kontrak Karya 20 Tahun, DPRD Tak Dilibatkan
ilustrasi
Artikel Terkait:
* Jangan Ulangi Kesalahan
Kamis, 27 Januari 2011 | 10:26 WITA
Makassar, Tribun - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar secara diam-diam "dijual" kepada investor asal Singapura, Moya Dayen Limited. Perusahaan ini termasuk salah satu pengembang dan kontraktor instalasi air ternama di Asia.
Managing Director Moya Dayen Limited, Simon A Melhem, bertemu langsung dengan Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin di Balai Kota Makassar, Rabu (26/1).
Perusahaan asal Singapura ini akan membangun instalasi baru PDAM, Build-Own-Operate-Transfer (BOOT), di Tamalanrea dan Biringkanaya.
Proyek pembangunan dilakukan dua tahap. Tahap pertama pembangunan istalasi air dengan kapasitas 43.500 meter kubik per hari. Perjanjian kerja sama tahap pertama ini untuk kontrak selama 20 tahun.
Untuk tahap kedua tidak dijelaskan rincian waktu kerja sama. Dikutip di situs Moya Dayen Limited, hanya disebutkan tahap kedua berupa pembangunan instalasi baru dan pengembangannya di semua jalur distribusi air milik PDAM.
Juga tidak disebutkan nilai investasi perusahaan ini. Mekanisme pembagian profit antara Moya Dayen dan PDAM juga tidak tercantum dalam naskah kerja sama.
Tertutup
Pertemuan di Balai Kota Makassat berlangsung tertutup. Hadir, antara lain, Dirut PDAM Tadjuddin Noer, Asisten II Pemkot Burhanuddin, Badan Pengawas PDAM Makassar Prof Dr Aminuddin Ilmar, Direktur Teknik PDAM Abdul Rahmansyah pertemuan tertutup ini.
Agenda pertemuan juga tidak tercantum dalam agenda wali kota yang rutin dilansir Bagian Hubungan Masyarakat (Humas) Pemkot kepada wartawan yang bertugas di balai kota.
Ilham, Tajuddin, dan Aminuddin enggan berkomentar panjang mengenai kerja sama ini. "Pada prinsipnya, kita welcome terhadap investor yang tertarik menanamkan modalnya di Makassar," kata Ilham singkat.
Sementara Tajuddin bahkan menyebut pertemuan tadi baru sebatas penjajakan kerja sama. "Kami masih mendengar konsep yang ditawarkan investor tersebut. Kami akan diskusikan kembali dengan seluruh stakeholder PDAM," kata Tajuddin sebelum meninggalkan balai kota.
Daerah Timur
Sementara Rahmansyah menyatakan jika proyek ini disetujui, kebutuhan air bersih di Makassar akan teratasi. "Perusahaan ini bisa memproduksi hingga 1.000 liter air per detik. Kalau ini terealisasi, masalah air bersih di kota ini teratasi," kata Rahmansyah.
Daerah timur Makassar menjadi prioritas pembangunan instalasi air ini karena daerah ini termasuk jarang mendapat pasokan air bersih. Rata-rata keluhan air bersih yang muncul di hotline public service Tribun Timur, 0816252233, berasal dari kawasan ini.
Sementara Ilmar belum mau berkomentar karena masih menunggu hasil survei dan visibility study langsung ke lapangan. Naskah MoU yang dipublikasikan pihak Moya tidak mengatur secara spesifik lokasi pembangunan instalasi baru.
MoU
Namun hasil penelusuran Tribun di situs resmi Moya Dayen Limited, www.moyadayen.com, kerja sama PDAM-Moya sudah dipatenkan dalam bentuk memorandum of understanding (MoU). MoU diteken langsung Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin di Singapura, 27 Oktober 2010 lalu. Sebagian materi perjanjian dipublikasikan di situs Moya Dayen. Di antaranya pihak Moya akan ke Makassar melakukan studi kelayakan sebelum menyusul proposal anggaran
Kedatangan direktur eksekutif perusahaan multinasional ini, Simon A Melhem, ke Makassar menunjukkan keseriusan bentuk kerja sama ini.
Simon didampingi seorang stafnya. Keduanya meninggalkan ruang pertemuan lebih dahulu. Tajuddin, Ilmar, dan Rahmansyah menyusul beberapa menit kemudian.
800 Proyek
Moya Dayen Limited berada di bawah bendera Moya Holding Company BSG. Perusahaan multinasional ini sudah eksis sejak 1986 dan mengerjakan lebih 800 proyek intalasi air bersih di Malaysia, Kamboja, China, Timur Tengah, Papua Nugini, Turkmenistan, serta Uzbekistan.
Sebagai perbandingan, pertengahan tahun 2010 lalu, Moya Dayen Limited memenangkan tender senilai 36,46 juta Dolar AS, setara Rp 324 miliar (kurs Rp 9) dari Phnom Penh Water Supply Authority (PPWSA), semacam PDAM-nya Kamboja, untuk mengerjakan instalasi air tahap kedua di Phnompeng.
PPWSA melayani lebih 1,3 juta penduduk di ibu kota Kamboja tersebut. Tahap pertama pembangunan instalasi air di kota tersebut juga dimenangkan Moya Dayen Limited dengan nilai kontrak 13 juta Dolar AS. PPWSA merupakan salah satu perusahaan air milik pemerintah yang terbaik di Asia bahkan dunia. PDAM milik Kerajaan Kamboja ini menyabet penghargaan perusaaan air minum terbaik dunia, Stockholm Industry Water Award 2010 di Swedia.
Kebocoran Air
Saat ini, PDAM Makassar memililiki lima instalasi penjernihan air (IPA) dengan total kapasitas produksi air bersih sebanyak 2.430 liter per detik. Dengan kapasitas tersebut, sesuai data 2008, produksi air bersih sebanyak 70.446.065,27 kubik. Namun terjual atau menjadi uang/rekening sebanyak 35.663.051 kubik atau 50,63 persen dari total produk air bersih. Terdapat kehilangan air sebanyak 34.783.014 meter kubik atau lebih 49 persen.
Wali Kota selaku pemilik perusahaan pelat merah ini berulang kali meminta jajaran direksi untuk menekan tingkat kebocoran ini untuk memaksimalkan laba.
Pelanggan yang paling dominan adalah golongan rumah tangga sebanyak 128.121 SL atau 91,22 persen. Selebihnya adalah pelanggan instansi pemerintahan, niaga dan komersil sebanyak 10.704 SL atau 7,62 persen. Instansi sosial yang dilayani sekitar dua persen dari total sambungan. Tahun 2010 lalu, PDAM membuka 5.000 sambungan baru.
Kubota Jepang
Kerjasama PDAM dengan investor asing ini bukan kerja sama pertama. PDAM juga sedang masuk tahap penjajakan dengan produsen mesin pertanian dan pipa air asal Jepang, Kubota.
Ilham pernah berkunjung ke kantor The Kubota Jepang Corporation di Chiba, kurang lebih 40 kilo meter dari Tokyo, akhir tahun lalu.
Kubota rencananya akan merevitalisasi sistem kebocoran pipa 25 persen dari 49 persen kebocoran air PDAM. Kubota mengambil profit dari hasil efesiensi kebocoan air PDAM selama 10 tahun.
PDAM Makassar sampai saat ini menjangkau 692.308 jiwa penduduk dari 1.139.822 jiwa total penduduk Kota Makassar atau 62,22 persen.
Dari jumlah tersebut 59,42 persen dilayani melalui pipa, sisanya 2,8 persen dilayani melalui nonpipa. Namun tingginya tingkat kebocoran air yang mencapai angka 49 persen membuat suplai air tidak maksimal ke semua pelanggan.
Pipa PDAM mulai diameter 50 mm sampai 1.000 mm dengan panjang pipa keseluruhan 2.701.233,45 Meter. Perwakilan Kubota bahkan telah berkunjung ke Makassar dan melakukan survei.
Menurut Tajuddin, kerja sama dengan investor asing ini sebagai bukti komitmen direksi PDAM untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.
DPRD Kaget
Sejumlah anggota DPRD Makassar yang dikonfirmasi perihal kerjasama PDAM-Moya ini kaget. Ketua Komisi B DPRD Kota Makassar, Sri Rahmi, mengaku baru mengetahui penandatanganan MoU ini.
"Saya baru tahu dari Anda. Barangkali kerja sama itu kebijakan owner," kata politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini. PDAM merupakan mitra kerja Komisi bidang Ekonomi dan Keuangan ini. "Siapapun yang diajak kerja sama, tidak ada masalah sepanjang untuk memaksimalkan pelayanan ke pelanggan dan meningkatkan profit," kata Sri Rahmi.
Namun Sri mengingatkan agar kerja sama ini jangan lagi mengulang kasus PDAM dengan PT Traya Tirta untuk pengadaan meteran air. Kerja sama ini nyaris berakhir di meja hijau karena dugaan korupsi. "Asal jangan mengulang kasus PT Traya," lanjutnya.
Sementara legislator Partai Golkar Abd Wahab Tahir menyayangkan kerja sama diam-diam ini. "Kalau kerja sama itu benar, ini harus kita awasi. Selain dilakukan secara diam-diam juga jangan sampai merugikan daerah," kata Wahab.
Dia menilai salah satu kekurangan PDAM karena manajemen yang tidak transparan. "Masa kontrak karya selama itu tidak dikonsultasikan ke dewan. Nanti kalau ada masalah rakyat akan menyalahkan dewan. Ini sama sekali di luar pengetahuan kita," lanjutnya.
Protes Masyarakat
Sosiolog Universitas Hasanuddin (Unhas), Dr M Darwis MA DPS, khawatir pengelolaan PDAM oleh perusahaan asing akan menimbulkan gejolak karena perusahaan ini sudah puluhan tahun melayani masyarakat.
"Protes akan muncul karena semua sudah tahu kalau perusahaan asing pasti harga barang atau jasanya naik. Artinya, tarif air akan naik. Pelanggan akan terbebani," jelas Darwis.
Menurutnya, masyarakat atau pelanggan sudah lama protes kalau tarif air naik karena air adalah sumber daya alam yang diperoleh secara gratis. Masyarakat pun selalu berdebat.
"Dulu yang menjadi masalah adalah pelayanan perusahaan tersebut kurang baik. Terlebih lagi pengelolaan keuangannya tidak transparan padahal ini perusahaan publik. Kalau sudah dikelola oleh pihak asing mungkin saja pelayanannya akan lebih baik. Tapi kalau dijual, perlu diperjelas lagi tujuan penjualannya," jelas mantan anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulsel ini.
"Apakah karena mau meningkatkan kualitas air? Atau karena sumber daya manusia Indonesia tidak sanggup mengelola perusahaan ini?," tambahnya.
Menurutnya, bila sumber daya daerah ini tidak mampu lagi dikelola maka menjadi masalah besar. Padahal Indonesia masih memiliki sumber daya handal yan dan mampu bersaing secara global.
"Kalau pihak asing hanya dijadikan sebagai konsultan, itu sudah lumrah. Konsultan sama saja dengan menyewa tenaga kerja ahli. Masa tidak ada tenaga ahli dari negeri sendiri?
Kalau pengelolaannya penuh ke pihak asing, masalah besar," jelasnya.
Sejumlah warga yang dihubungi juga khawatir bila perusahaan untuk hajat hidup orang banyak ini beralih ke tangan investor asing.
"Pasat kami khawatir harga air PDAM akan naik karena investor pasti mau uangnya cepak kembali," kata Ny Salmah, warga salah satu perumahan di Jl Sunu, Makassar.
Kekhawatiran serupa juga disampaikan Ny Sari Bulan, warga Tamalanrea. Apalagi, daerah ini akan menjadi daerah pertama yang dilayani oleh investor Singapura tersebut.
(sur/jum)
Tribun Timur
Lebih Interaktif, Lebih Akrab