Friday, December 25, 2009

Pembentukan Forum Desa Siaga: mensiagakan desa melalui peran serta masyarakat.

Upaya Pemerintah pusat dan daerah untuk mengurangi jumlah kasus Diare di perkotaan dimulai dengan dibentuknya Forum Desa Siaga di kelurahan Maricaya selatan Kecamatan Mamajang Kota Makassar, institusi baru ini tentunya selaras dengan Desentrasisasi Kesehatan sehingga upaya menurunkan angka kematian dua juta anak per tahun akibat diare dapat ditekan. Desa siaga merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau, dan mampu mencegah serta mengatasi berbagai ancaman kesehatan masyarakat seperti, kurang gizi, penyakit menular, perilaku kesehatan yang keliru, dan kejadian bencana.

Progam ini dimulai dimana pemerintah daerah mengalokasikan dananya dalam upaya melayani masyarakat miskin dan dilanjutkan dengan dana grant ADB secara simultan melalui DHS 2, pada 5 kelurahan di kota Makassar (Bangkala, Rappocini, Barombong, Camba Berua dan Maricaya Selatan). Pada ahir program diharapkan Pusat Kesehatan Desa yang terbangun dapat membiayai sendiri dan tidak hanya bergantung pada bantuan donor. Pada DHS 2 diharapkan masyarakat dapat mewujudkan (i) persiapan dari rencana tahunan (ii) aktivitas pengawasan, monitoring dan evaluasi aktivitas DHS 2 (iii) akreditasi pelayanan dan personil. Sebagai contoh, wanita akan ditraining sebagai fasilitator untuk menuju praktek peningkatan kesehatan pada komunitas masyarakat miskin. Bidan tradisional akan menjadi target untuk mengikuti training bagaimana propomi kesehatan dan aktivitas penambahan gizi. Serta memfasilitasi relawan dan kader untuk membantu bidan desa.

Upaya forum Desa Siaga memberdayakan SDMnya dengan berbagai pelatihan, fasilitasi, Survey Mawas Diri dan beberapa rencana rembug masyarakat. Melalui Forum ini diharapkan prilaku sehat dan perbaikan higiene para pekerja perempuan, memperbaiki resiko terhadap penyakit persalinan, kebiasaan cuci tangan dapat merupakan upaya efektif untuk mendukung target MDG’s. Masyarakat miskin tidak mampu mendapatkan kebutuhan minimum nutrisi dan cenderung menderita karena rendahnya pendidikan dan tidak memiliki keterampilan. Konsenkuensinya mereka hanya mampu bekerja pada pekerjaan titdak tetap dan mendapatkan gaji yang rendah pada sektor informal. Kebanyakan mereka tidak memiliki akses pada infrastruktur dasar termasuk air dan sanitasi. Hanya sedikit masyarakat miskin memiliki akses pada pelayanan kesehatan yang menyeluruh, olehnya itu keberadaan sarana puskesdes yang di fasilitasi oleh forum desa siaga.

DHS 2 adalah lanjutan program DHS 1 adalah memberikan target ibu, anak balita, gadis, wanita dengan masa menopause yang membutuhkan pelayanan kesehatan khusus dan wanita yang menderita karena penyakit osteoporosis, nutrisi, problem nutrisi dan kanker . Program Desentralisasi kesehatan ini menyediakan Desa dan Kota dengan otonomi dalam merencanakan pengembangan kesehatannya sendiri berdasarkan kapasitas, kondisi dan kebutuhan. Terbatasnya fasilitas dan peralatan / sarana dan keterbatasan managemen dan kapasitas teknis sehingga umumnya pelayanan kesehatan tidak dapat sesuai dengan kebutuhan. Peningkatan kondisi kesehatan adalah salah satu faktor penting dalam menanggulangi kemiskinan, Puskesmas menyediakan pelayanan umum, dental care, mother and child are, lab, pharmacy, health education, room for hospitalization and located in each sub-district. Pasien Puskesdes ditransfer ke Puskesmas bila pelayanan puskesdes tidak tersedia.

Dg Lina, Anggota Forum, Relawan posyandu RW 05 menyatakan “ Kamanjo nia kantoro enrenne Nakke pariksa ri dottoro (Kalo ada Poskesdes saya akan periksa kesehatan ke dokter). Masyarakat kota Makassar khususnya dan KTI umumnya mengharapkan setiap komponen instansi di kalangan pemerintah dan seluruh masyarakat yang peduli kesehatan bisa bekerjasama, sebab dengan bekerjasama pasti kita BISA. Pembangunan yang tidak berwawasan kesehatan, akan menjadi lubang pelepasan yang sewaktu-waktu muncul penyakit.

Pandu Ageng, Pokja Forum Kelurahan Siaga Kelurahan Maricaya Selatan Makassar.
Email: pandusuryo1967@yahoo.com

No comments:

Post a Comment