Saturday, January 18, 2014

Sebagaimana keterangan pada bagian bawah peta di atas, terdapat lima jalur kereta yang masing-masingnya ditandai dengan warna berbeda, yakni KTM Komuter (jalur warna biru), Kelana Jaya/Putra Line (jalur warna merah), Ampang Line (jalur warna kuning), KL Monorail (jalur warna hijau), KLIA Ekspress/Transit (jalur warna ungu).
KTM Komuter melayani rute antara Seremban - Tasek Selatan - KL Sentral - Kuala Kubu Bharu / Tanjung Malim atau ke Batu Caves.
Kelana Jaya (Putra) Line melayani rute antara Kelana Jaya - Terminal Putra, yang melewati KLCC (lokasi beradanya Petronas Twin Tower atau Menara Kembar), Masjid Jamek, dan juga KL Sentral.
Ampang Line melayani rute antara Sri Petaling - Ampang - Sentul Timur yang juga melewati Tasek Selatan, Pudu, Masjid Jamek.
KL Monorail melayani rute KL Sentral - Bukit Bintang - Titi Wangsa.
KLIA Ekspress/Transit melayani rute antara KL Sentral - Tasek Selatan - Putra Jaya - Salak Tinggi - KL International Airport.
Perhatikan bahwa KL Sentral menjadi stasiun transit yang mempertemukan empat jalur kereta yang ada (kecuali jalur kuning / Ampang Line). Stasiun transit besar yang lain adalah di Tasek Selatan, yang juga merupakan lokasi keberadaan terminal bus di Kuala Lumpur yang datang dari arah Selatan (seperti Singapore, Johor, Malaka, dsb) yang bernama TBS (Terminal Berpadu Selatan). Terminal Berpadu Selatan ini menggantikan peran terminal bus Pudu Raya dulunya yang sekarang sudah dialihkan ke TBS ini.
Tempat transit / pergantian jalur kereta lain adalah di Masjid Jamek (mempertemukan jalur Kelana Jaya dan Ampang Line), Titiwangsa (mempertemukan jalur Monorail dan Ampang Line), dan Hang Tuah (mempertemukan jalur Monorail dan Ampang Line).
Contoh perjalanan kereta adalah sebagai berikut :
  • Jika anda sampai dari arah Singapore/ Johor dengan bus di Kuala Lumpur - dimana bus anda akan berhenti terakhir di Terminal Berpadu Selatan yang juga merupakan tempat stasiun kereta Tasek Selatan - sedangkan anda berencana menuju Bukit Bintang, maka anda bisa naik jalur kereta Ampang Line di stasiun Tasek Selatan tersebut dengan menaiki kereta yang datang dari arah Sri Petaling menuju Sentul Timur, dimana anda nantinya harus turun di stasiun Hang Tuah untuk kemudian berpindah jalur kereta menaiki jalur Monorail disana, menaiki kereta yang datang dari arah KL Sentral, dan anda bisa turun di stasiun Bukit Bintang setelah kereta melalui stasiun Imbi. Alternatif lain nya adalah dari stasiun Tasek Selatan tersebut anda bisa naik jalur KTM Komuter dulu ke KL Sentral, lalu dari KL Sentral naik monorail menuju Bukit Bintang (akan tetapi jalur ini terutama karena harus menaiki KTM Komuter dulu tak disarankan, alasannya baca dengan mengklik DISINI).
  • Jika anda berencana ke 
  •  
Semoga peta jalur dan stasiun kereta lengkap Kuala Lumpur (rail map) di atas akan membantu anda ketika hendak jalan-jalan atau mengunjungi kota Kuala Lumpur.

air lorong

PDAM Kota Makassar dan
Rencana
Air Lorong
di Kelurahan Barombong
                                                           





Disusun oleh D. Pandu Suryo WA. ST.MSc
PDAM KOTA MAKASSAR
2014









DAFTAR ISI
I. Air Lorong
1. PDAM Kota Makassar
2. Rencana Air Lorong Kelurahan Barombong
    Penentuan Kelurahan dan Lorong
    Dasar Perencanaan  
a.Tingkat Kemiskinan masyarakat kelurahan
b. Motivasi masyarakat
c.  Potensi penghasilan produk masyarakat
d. Pemilihan Kelompok
·         KPP (kelompok Pemakai dan Pemelihara)
·         Kelompok Pembangun
·         Kelompok Tabungan
e. Proses
·         Persiapan
·         Perencanaan air lorong
·         Negosiasi dan kesepakatan
f.  Inventarisasi Sumber Daya
·         Pembangunan Prasarana Air Lorong
·         Pembuatan Proposal
·         Tim Pendamping 1 orang per kelurahan.
3. Perencanaan IPA Air Minum
                a. Membran/RO
                b. Reservoir/Tanki fiber
4. Air Baku Mamminasata
5. Masalah Air Baku
6. Pemecahan Masalah
7. Sistem Penyediaan Air Minum Kota Makassar
8. Reservoir dan Booster Pump

II. KPS (Kerjasama Pemerintah Swasta)

III. NRW (Non Revenue Water)






I. Air Lorong

1. PDAM Kota Makassar

Kota Makassar yang merupakan pintu gerbang Kawasan Timur Indonesia yang setiap tahunnya mengalami perkembangan penduduk yang begitu pesat dituntut untuk terus berupaya memenuhi kebutuhan dasar masyarakatnya dengan tersedianya air bersih yang layak baik dari segi kualitas, kuantitas dan kontinuitas.
Program pemerintah dalam pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs) bidang air minum yaitu pada tahun 2015 cakupan layanan air minum mencapai 68,8% dari seluruh penduduk Indonesia.
PDAM Kota Makassar dalam upayanya menjadi salah satu PDAM terkemuka, berusaha sepanjang waktu meningkatkan pelayanan. Seiring pesatnya pelayanan, maka berbagai macam permasalahan khususnya dalam system penyediaan dan pendistribusian air bersih menuntut jajaran manajemen PDAM Kota Makassar untuk bekerja lebih efektif.
Melihat kondisi pelayanan PDAM Kota Makassar saat ini, dengan jumlah pelanggan aktif mencapai 160.000 SL, yang akan terus bertambah seiring dengan bertambahnya laju pertumbuhan penduduk.

Informasi Umum

Kota Makassar terletak antara koordinat 119° 24’17’38” Bujur Timur dan kordinat 5°8’6’19 Lintang Selatan, dimana Kota Makassar terdiri atas 14 wilayah kecamatan, dengan 143 kelurahan dengan luas wilayah 175,77 Km2. Sedangkan batas – batas wilayah administrarif dari letak Kota Makassar, antara lain :
KOTA MAKASAR-  Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Pangkep
-  Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Gowa
        -  Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar
        -  Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Maros
Rencana Air Lorong Kelurahan Barombong
Air merupakan kebutuhan mutlak olehnya itu masyarakat kota Makassar perlu memberikan prioritas kepada masyarakat yang diwakili oleh komunitas yang tinggal di lorong lorong kota Makassar.
Air Lorong akan menjadi pilihan alternatif dimana penyedia air minum PDAM belum dapat menjangkau daerah yang kurang dan belum terlayani air minum, maka melalui layanan Air Lorong diharapkan dapat menjangkau keseluruh daerah melalui perencanaan yang bersifat partisipatif, sehingga  masyarakat merasa memiliki dan merawat sarana dengan baik.
Melalui beberapa kriteria dibawah ini maka diharapkan memberikan aspek tepat sasaran dan tepat guna.
Penentuan Kelurahan dan Lorong di Kelurahan Barombong
Daerah Kelurahan Barombong memiliki potensi pengembangan yang berpotensi, meskipun demikian sd saat belum terlayani air minum yang memenuhi syarat, meskipun diperparah dengan air tanah yang asin dan tidak memenuhi syarat.
Dalam merencanakan tidak keseluruhan lorong direncanakan. Akan tetapi lorong yang memiliki potensi dan kriteria yang memenuhi syarat dibawah ini.
1. Tingkat Kemiskinan masyarakat
- Memiliki tingkat kemiskinan yang tinggi dengan ditandai cluster rumah kumuh.
2.  Motivasi masyarakat
- Memiliki masyarakat yang termotivasi dengan terbatasnya sarana dan prasarana utilitas kota.
3. Potensi penghasilan produk masyarakat
-  Memiliki penghasilan dan hasil produk yang dibuat oleh masyarakat.          
4. Pemilihan Kelompok
- KPP (kelompok Pemakai, Pemeliharan dan Pemlihara)
- Kelompok Pembangun
- Kelompok Tabungan
       5. Proses
-  Persiapan (pertemuan konsultasi masyarakat)
Masyarakat bersama pendamping (asal PDAM) melakukan persiapan perancanaan sarana air minum serta bersama sama menentukan lokasi dan kelayakan serta kesepakatan bersama, termasuk kapan akan dilaksanakan.
-          Perencanaan air lorong
Bersama sama memetakan lorong lorong yang berpotensi serta jalur pipanya dan menghitung RAB. Bila nilai pekerjaan adalah lebih besar 20 juta maka perlu ditender minimal 3 peserta tender.

-          Negosiasi dan kesepakatan
Bersama sama bernegosiasi dan bersepakat untuk menentukan besar nilai air yang dibayarkan perorang per satuan volume yang diterima warga anak lorong.
-      Inventarisasi Sumber Daya
Sumber Daya yang diinvetarisir adalah termasuk sumber air minum yang dapat digunakan untuk Air Lorong.
        Pembangunan Prasarana Air Lorong
Setelah terbentuknya organisasi  KPP (kelompok Pemakai, Pemeliharan dan Pemelihara) dan Kelompok Pembangun maka semua  secara bersama sama menentukan kapan akan dilakukan pembangunan prasarana serta melakukan diskusikan siapa akan bertugas apa.
Pembuatan Proposal
·         Seluruh hasil diskusi direkam dan dimasukkan dalam usulan serta proposal untuk dapat diiusulkan kepada SKPD terkait.
·         Pendamping 1 orang PDAM per kelurahan.
·         Air minum disuplai kepada Masyarakat melalui beberapa cara yaitu:
·         Menggunakan mobil tangki
·         Menggunakan pipa dari PDAM termasuk PDAM Takalar, Gowa Makassar.
Bila air baku memenuhi syarat maka air baku dengan kondisi kekeruhan tinggi dan mengandung chlorida dapat diolah dengan menggunakan metoda membran. Adapun spesifikasi Instalasi pengolahan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
DAFTAR TABEL
PERENCANAAN IPA AIR MINUM
KAP
POMPA AIR
BAKU
OPERATOR
PRODUKSI
CAKUPAN PELAYANAN
KET
0,5 – 0,6 L/DET
1,5 – 2 L/DET
Q : 0,8 L/DET
H :  8 M
1-2
86-170 M3/HR
100 KK
500 JIWA

1 L/DET
3-4 M3/JAM
Q : 1,5 L/DET
H :  12  M
1-3
86-170 M3/HR
600 KK
1200 JIWA

3 – 5 L/DET
15 – 20 M3/JAM

Q: 5 – 7,5 L/DET
H: 8-15 M
2-4
250 – 400 M3/HR
2700 – 3200 JIWA
550-640 KK

50 L/DET
180 M3/JAM
Q: 55 L/DET
H: 12-20 M

3-4
16000 M3/HR
32500 JIWA


RESERVOIR/ TANKI FIBER
Dapat digunakan berbagai merek penampungan air yang dijual dipasaran. Adapun beberapa merek dapat dilihat sebagai berikut.
TYPE RT25 KAPASITAS 5000 LT HARGA 55 JUTA/unit
TYPE 2 M3 MAKASSAR HARGA 2 JUTA/ unit


4. AIR BAKU MAMMINASATA
Sarana dan Prasarana SDA
  1. Bendung Lekopancing
                Sumber air  : S. Lekopancing
                Debit minimum sungai  =  400  l/det
                Kapasitas  intake  = 1.000  l/det
                Kapasitas IPA  =  1.000 l/det
                Masalah :
                a.     Catchment area sudah kritis
b.     Kapasitas saluran transmisi berkurang
                c.     Kebocoran pada saluran
                        transmisi  
  1. Intake Maccini Sombala
       Sumber air : Long storage S. Jeneberang
                Kapasitas  IPA  = 200  l/det
                Potensi  =  1.500  l/det
                Masalah  : 
                a.    Kekeruhan air S. Jeneberang
                       sepanjang tahun
                b.    Tertutupi dengan tanaman
                        enceng gondok
                c.     Lokasi lomba dayung
  1. Bendungan Bili-bili
                Sumber air  : S. Jeneberang
                Kapasitas intake   =  3.300  l/det
                Kapasitas IPA Somba Opu   =  1.000   l/det
                Masalah  :  kekeruhan air sungai Jeneberang

Studi Kelayakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang telah dilakukan untuk:
  1. Bendungan Bontosunggu
                Sumber air di Sungai  Maros
                Kapasitas tampung  = 141 juta m3
                Kapasitas air baku  1.000 – 1.500  lt/det
                Listrik  =  10 MW
                Irigasi    15.000  ha dengan instensitas  300 %
b.            Bendungan Pamukulu
                Sumber air di sungai Pamukulu
                Kapasitas tampung   =   82 juta m3
                Kapasitas air baku  = 750 – 1000  lt/det
                Irigasi   =  6.000  ha dengan instensitas 220  %
c.             Pengembangan air baku S. Tallo
                Ada 4 alternatif lokasi : Muara S. Tallo, Kp. Buntusu, S. Mangalarang, dan
                sungai Tacerekang.
                 
5. MASALAH
Permasalahan Air Baku PDAM saat ini dapat dibagi menjadi :
-          Air Baku Sistim Panaikang
Air Baku saat ini terjadi saat musim Kemarau, pada tahun 2014 yaitu pada bulan Juli, Agustus, September dan Oktober. Disaat itu digunakanlah suplesi air baku melalui pompa suplesi Moncongloe (S. Tallo) dengan total kapasitas 900 l/det.

-          Air Baku Sistim Somba Opu
Air Baku sistim somba opu direncanakan memiliki total kapasitas 3000 l/det. Pada saat ini telah digunakan oleh IPA V Somba Opu sebesar 1200 l/det. Adapun sisanya akan direncanakan oleh Propinsi Sul Sel  sebuah IPA sebesar 1000 l/det yang akan dibangun di daerah depan Kuburan Cina Bolangi Kab GOWA.
Saat ini telah diusulkan penambahan air untuk IPA IV Maccini Sombala untuk mencapai 500 l/det
-          MOU Mamminasata yang membahas Air Baku dan Air Bersih
Pada  perjanjian tersebut direncannakan pdam akan menggunakan sebesar 600 l/det air yang dihasilkan oleh IPA 1000 l/det yang akan dibangun /dikelola oleh Provinsi.
6. PEMECAHAN MASALAH
Kebutuhan air baku PDAM Kota Makassar harus mencukupi sesuai dengan masterplan 1985 serta FS/DD 1999 yang dibantu JICA.
Saat ini Air baku pdam  belum terkendala masalah meskipun ancaman dapat terjadi seperti diberitakan oleh media masa bahwa bendung Lekopancing akan ditutup. Olehnya itu Melalui BBWS PJ dimungkinkan air baku yang berasal dari bendung lekopancing ke IPA II Panaikang  akan digantikan melalui pipa tertutup yang berasal dari intake Malengkeri (Long Storage/ S. Jeneberang)
KESIMPULAN
Permasalahan Air baku dapat dipecahkan melalui usulan/persuratan Walikota kepada Kepala Balai Besar Wil Sungai Pompengan Jeneberang. Ikut bersama sama dengan semua stakeholder melakukan pertemuan konsultasi masyarakat







Pada saat ini PDAM Kota Makassar memiliki 5 Instalasi Pengolahan Air (IPA) dengan kapasitas total 2.635 l/dt, yang terdiri dari:
·         IPA I, Ratulangi                          :               50 l/dt
·         IPA II Panaikang                        :               1.300 l/dt
·         IPA III Antang                            :               85 l/dt (50 l/dt dan 35 l/dt)
·         IPA Maccini Sombala              :               200 l/dt
·         IPA Somba Opu                        :               1.000 l/dt

Tabel memperlihatkan IPA, air baku, pipa transmisi dan reservoir yang ada pada setiap sistem air minum di kota Makassar.

No
IPA
Air Baku
Saluran Transmisi
Reservoir
Nama
Kap (l/dt)
Tahun
Jenis/Nama
Kap (l/dt)
Jenis
Diameter (mm)
Panjang (m)
Kapasitas (m3)
Jenis
1
Ratulangi
50
1924
S. Jeneberang
60
Conc. Pipe
500
7.000
1.700
Ground
800
Menara
2
Panaikang
2 x 500
1977 & 1989
S Maros
1300
Kanal

29.600
10.000
Ground




S. Jeneberang (suplesi)
600
PVC
600
4.593






PVC
500
2.396
3
Antang 1
20
1985
S. Lekopancing
90
PVC
150
2.000
276 & 267
Ground

Antang 2
20
1992

Antang 3
50
2003

Antang 4
35
2009
4
Maccini Sombala
200
1993
S Jeneberang
220
PVC
350
2.000
400
Ground
5
Somba Opu
1.000
2001
Dam Bili2
1.200
Conc Pipe
1.000
30
12.000
Ground
Conc Pipe
1.200
30
DIP
1.500
10.287
DIP
1.600
5.968

Saluran / Pipa Transmisi Air Baku

Total panjang saluran / pipa transmisi yang mengalirkan air baku dari sumber air ke instalasi pengolahan air di PDAM Kota Makassar adalah 63,9 km yang terdiri dari kanal sepanjang 29,6 km dan pipa diameter 150 – 1.600 mm sepanjang 34,3 km.

8. Reservoir dan Booster Pump

Pada sistem penyediaan air minum PDAM Kota Makassar terdapat 7 reservoir dengan kapasitas total 25.943 m³ seperti terlihat pada Tabel Seluruh reservoir yang ada ini terdiri dari 2 kompartemen, sehingga selama dilakukan pencucian reservoir, pendistribusian air ke konsumen dapat tetap dilakukan.
Pada sistem distribusi PDAM Kota Makassar terdapat 6 unit pompa booster, yaitu:
·         Pompa booster Kaveleri
·         Pompa booster Tamalanrea
·         Pompa booster Daya
·         Pompa booster Kima
·         Pompa booster Goa Ria
·         Pompa booster Sudiang

Pompa booster ini digunakan untuk meningkatkan tekanan air yang berasal dari IPA Panaikang,kecuali pompa boster Goa Ria dan Sudiang belum dimanfaatkan, karena keterbatasan debit air.
















II. KPS (Kerjasama Pemerintah dan Swasta)
Mengapa (tahun 2007, 2011) IPA II, IV dan V harus dikerjasamakan?
1. Pengelolaan PDAM tidak efisien saat itu
2. PDAM tidak memiliki dana untuk investasi
3. Ada rencana fungsi transfer teknologi
4. Diatur dalam PermenPU 12/PRT/2010

IPA II Panaikang Secara umum
KPS IPA II Panaikang telah berjalan dengan baik, meskipun peningkatan Sumber Daya manusia khususnya staf PDAM belum maksimal. Belum ada skejul pengembangan SD Manusia. Kelemahan terletak pada kualitas sumber air baku yang tercemar oleh aktifitas manusia (sampahdan limbah) dan pencemaran pupuk.

IPA V Somba Opu
Kapasitas Terpasang IPA V  (Opini Penulis)
Meski kapasitas tambahan dalam Adendum hanya 300 l/det kerjasama tetap berjalan.
Bila kenaikan total produksi hanya 300 l/det selayaknya masih bisa dikerjakan oleh PDAM Kota Makassar. Pada saat perjanjian kerjasama total produksi yang dikerjasamakan adalah sebesar 3000 l/det.

Profil IPA V Somba Opu dalam KPS (Kerjasama Pemerintah – Swasta ) PT. ATS selama 2 tahun
Ipa V Somba Opu yang diresmikan pada tahun 2001 merupakan IPA dengan usia termuda diantara 5 ipa milik PDAM Kota Makassar , meskipun telah dilakukan pengecatan pada bangunan Kimia masih terlihat  kesan kumuh dan kurangnya penghijauan pada areal IPA tersebut.
Terhitung sejak 1 Januari 2012 sd 31 Desember 2036 PT. Bahana Cipta berdasarkan SPKS No 037.a/B.3d/XII/2011 tanggal 19 Desember 2011. PDAM Kota Makassar telah melakukan kerjasama pengusahaan pengembangan sistem penyediaan Air Minum (SPAM) di IPA V Somba Opu.Berdasarkan dokumen kontrak khususnya pasal 3.3 poin a. disebutkan bahwa pihak  PT. Bahana Cipta akan melakukan RUOT yangterdiri dari:
(1)  Rehabilitasi, Uprating dan perubahan kapasitas terpasang IPA dari kapasitas terpasang 1000 l/det menjadi 3000 l/det, Pembangunan Reservoir 10.000 m3, Boster   2000 m3 dan SCADA serta relokasi pipa jaringan distribusi utama, sekunder dan tersier. Menurunkan angka % NRW, rehabilitasi jaringan pipa dinas dan pengembangan DMA dan database jaringan serta 96.000 SR (4.174 SR/Tahun)
(2) Dalam Amandemen No.2 telah disepakati kedua pihak PDAM Kota Makassar dan PT. Bahana Cipta untuk merubah beberapa pasal dalam perjanjian kerjasama.
(3) Mengingat kesepakatan / MOU Mamminasata
(4) Dalam Amandemen No.3 Disepakati pihak PT. Bahana Cipta menurunkan kapasitas rencana dari 3000 l/det menjadi 1600 l/det dan mengeluarkan komponen Pemasangan meter, karena dapat terjadi multi pengadaan (temuan BPK)
(5) Sejak dimulainya KPS mulai 2012 dengan nilai sebesar Rp. 455.255.000.000 kapasitas tepasang IPA V Somba Opu telah meningkat yaitu dari 1200 l/det menjadi 1300 l/det atau dengan kata lain mengalami peningkatan sebesar 100 l/det.
(6) Berdasarkan laporan Pra FS tim kajian peningkatan pelayanan tahun 2011 dimana direncanakan kapasitas IPA V Somba Opu naik 1000 ldet pada tahun 2013 dan tahun 2020 naik sebesar 500 l/det dan tahun 2026 sebesar 500 l/det. Berdasarkan peninjauan lapangan tanggal 20 Juni 2014 bersama Tim Independen PDAM Kota Makassar. Terlihat masih belum tertangani khususnya kebersihan dan penghijauan.
Tarif Air Curah
Tarif Air Curah sejak dimulainya kerjasama ini adalah Rp 807 / m3
Kajian Amdal
Didalam Kajian Pra FS yang dibuat oleh Tim Kajian Peningkatan Pelayanan bahwa direncanakan Operator dan staf IPA V Somba Opu akan mengikuti pelatihan dan Penyegaran pada keadaan khususnya agar dapat dipertahankan kompetensinya.
Pinalti                                                                                                                                                                           
Bila dalam kerjasama yang ada pihak II atau PT. Bahana Cipta / PT. ATS tidak melaksanakan sepenuhnya maka dianggap wanprestasi.
Kesimpulan
Mengingat beberapa poin di atas No 1 sd 6 yang tidak sesuai dengan rencana kerjasama maka pertimbangan ini dapat dianggap sebagai suatu usulan untuk Pemutusan kerjasama antara PDAM Kota Makassar dan PT. Bahana Cipta / PT. ATS.
Masalah
Kualitas, kuantitas serta kontinuitas air olahan belum sepenuhnya diinformasikan dan dimengerti hasilnya kepada pelanggan secara online.
Kelebihan produksi tidak termasuk yang dibayarkan, yang dibayarkan adalah sesuai kontrak. Produksi IPA II bisa mencapai 1300 l/det. Belum memperhitungkan kewajiban kewajiban pajak seperti PBB, PPN serta kewajiban CSR kepada masyarakat sekitar.
Temuan BPK
Investor yang Tidak Performed (ditemukan pembayaran listrik di IPA IV oleh Pihak II belum sepenuhnya dilaksanakan)
Perbaiki isi kontrak atau putus saja KONTRAK kerja sama dengan KPS


Saran
1.       Dapat ditindak lanjuti kemungkinan penggunaan dana SKPD atau Pemerintah Pusat berupa  kemudahan “reimburse” pengadaan SR (sambungan rumah) metode MBR (Masyarakat berpenghasilan rendah) termasuk discount pemasangan baru untuk ekonomi lemah.
2.       Pendalaman Materi kontrak KPS masih belum sepenuhnya dilaksanakan terutama Asli dan adendum.
3.       Data penambahan reservoir untuk menerima air baku dari IPA Mamminasata Propinsi Sul-Sel belum ada
4.       Tim PDAM harus mengantisipasi bila terjadi gugatan pihak II karena kelebihan produksi.

III. NRW (Non Revenue Water)
Masih tingginya angka prosentase NRW
Kebocoran pipa diameter kecil dia ¾ sd 100 mm masih terjadi dalam jumlah besar. Hal ini dimungkinkan karena pipa service masih menggunakan pipa  galvanized olehnya itu untuk hasil terbaik pipa stainlis steel. Kebiasaan pekerja mendahulukan pekerjaan pipa diameter besar daripada pipa diameter kecil.
Hal lain adalah pekerjaan  pemasangan pipa service kerumah rumah pelanggan dilakukan belum sepenuhnya memenuhi syarat kualitas pemasangan, sebagai contoh selesai pekerjaan pemasangan masih terjadi diantara sambungan yaitu tetesan / kebocoran kecil. Namun bila hal ini terjadi dalam jumlah besar maka total kehilangan air akibat kebecoran ini juga cukup besar. 
DMA (distrik meter area)  digunakan untuk mempelajari  jumlah air yang bocor dalam area tertentu.
Meski belum sepenuhnya rencana DMA direalisasikan.
Penutup
“Tidak ada gading yang tak retak” tentunya makalah ini jauh dari kesempurnaan, meskipun demikian makalah ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan untuk merencanakan sarana air minum khususnya yang berhubungan dengan air lorong, Kebutuhan akan realisasi janji janji DIA adalah merupakan uapaya kita semua untuk memonitor dan mengawasi serta mensukseskan sehingga menjawab kebutuhan masyarakat.
Ucapan terima kasih kepada teman teman yang membantu penyediaan data dan mendiskusikannya.