skip to main |
skip to sidebar
Proposal Limbah sapi untuk Biogas dan Listrik
Proposal Limbah sapi untuk Biogas dan Listrik
http://koestoer.wordpress.com/bisnis/proposal-limbah-sapi-untuk-biogas-dan-listrik/
Rate This
PROPOSAL
PEMANFAATAN LIMBAH SAPI MENJADI BIOGAS dan LISTRIK
Sebagai
PROGRAM CSR
LATAR BELAKANG
Beban hidup masyarakat untuk energi sudah menjadi biaya tinggi.
Penggunaan bahan bakar gas untuk kebutuhan rumah tangga sudah sejak
lama dicanangkan oleh pemerintah dalam menggantikan minyak tanah.
Ketersedian listrik oleh pemerintah tidak merata dan makin hari makin
mahal biayanya bagi masyarakat pedesaan. Dengan pola pengembangan
listrik yang mengutamakan kepentingan industri besar semata, masyarakat
rural semakin tidak terperhatikan pemenuhan kebutuhan listriknya yang
sebenarnya merupakan motor penggerak ekonomi mikro Indonesia
Ekploitasi besar-besaran dan tidak logis terhadap sumber daya alam dari
fosil oleh oknum pengusaha dan oknum pejabat pemerintah, makin merusak
lingkungan dan dampaknya langsung dirasakan oleh masyarakat yaitu
menurunnya kualitas lingkungan untuk hidup serta hal ini menjadi ancaman
bagi kesehatan masyarakat daerah.
Kesulitan ekonomi dan
langkanya lapangan pekerjaan makin menjerat masyarakat hingga
memunculkan masyarakat miskin baru dalam.. Daya dukung ekonomi mikro
terhadap ekonomi makro yang semakin lemah dikarenakan ketidak berdayaan
masyarakat dalam berusaha juga menjadi seperti sebuah lingkaran setan
tak ubahnya seperti ayam dan telur, mana yang harus didahulukan.
VISI
memberdayakan dan mensejahterakan masyarakat indonesia melalui pemanfaatan sumber daya alam dan energy yang terbarukan
MISI
Mandiri Ekonomi : masyarakat mampu mendukung pemenuhan kebutuhan
ekonomi mereka sendiri dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.
Mandiri Energi : masyarakat mampu mengadakan dan memenuhi kebutuhan
energi secara mandiri dari sumber yang mereka miliki tanpa tergantung
dari pasokan pemerintah.
TUJUAN
Melalui aktivitas
pemeliharaan sapi potong, masyarakat dapat mandiri secara ekonomi dengan
mendapat keuntungan dari usaha penggemukannya, dan mandiri secara
energi yaitu dapat memenuhi kebutuhan gas dan listrik sendiri dengan
memanfaatkan kotoran sapi yang diubah menjadi gas untuk keperluan rumah
tangga dan listrik untuk berbagai keperluan lainnya.
SASARAN
Terciptanya model mandiri ekonomi dan mandiri energi menggunakan sumber
daya pemeliharaan sapi ditengah-tengah lingkungan pedesaan dan
selanjutnya dapat dikembangkan diberbagai daerah lainnya ditanah air.
gambar
penggemukan Sapi dan pemanfaatan kotoran/limbahnya
PENGGEMUKAN SAPI POTONG
Beberapa jenis sapi yang biasa digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :
Sapi Ongole, Cirinya berwarna putih dengan warna hitam di beberapa
bagian tubuh, bergelambir dan berpunuk, dan daya adaptasinya baik
Sapi Bali, Cirinya berwarna merah dengan warna putih pada kaki dari
lutut ke bawah dan pada pantat, punggungnya bergaris warna hitam (garis
belut). Keunggulan sapi ini dapat beradaptasi dengan baik pada
lingkungan yang baru.
Sapi Brahman, Cirinya berwarna coklat
hingga coklat tua, dengan warna putih pada bagian kepala. Daya
pertumbuhannya cepat, sehingga menjadi primadona sapi potong di
Indonesia.
Sapi Madura, Mempunyai ciri berpunuk, berwarna kuning
hingga merah bata, terkadang terdapat warna putih pada moncong, ekor
dan kaki bawah. Jenis sapi ini mempunyai daya pertambahan berat badan
rendah.
Sapi Limousin, Mempunyai ciri berwarna hitam bervariasi
dengan warna merah bata dan putih, terdapat warna putih pada moncong
kepalanya, tubuh berukuran besar dan mempunyai tingkat produksi yang
baik
Tahapan Proses Penggemukan
Pemilihan Ras dan bentuk tubuh.
Sejatinya semua jenis ras punya kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Tentang hal ini sudah banyak diulas di pelbagai literatur tentang sapi
potong. Hanya kita sebagai Praktisi peternakan seyogyanya perlu
memperhatikan nilai-nilai praktis dan ekonomis dari jenis ras tersebut
baik dari sisi kekuatan finansial peternak, peruntukannya dan timing
tepat penjualannya.
Untuk ADG (penambahan Berat harian) diakui
memang sapi jenis Limousin dan simmental F1 telah menjadi primadona
mampu mencapai 1,3-2kg/ harinya. Disusul di belakangnya silangan SIMPO
dan LIMPO dengan ADG 1-1,7kg/hari. Berlanjut kemudian PO murni, Bali dan
seterusnya yang lebih rendah penambahan berat hariannya dan struktur
tubuhnya.
Namun poin terpenting untuk tidak kita lupakan dari
semua itu tentunya adalah Fisiologi dan kriteria performance sapi itu
sendiri. Tampilan fisik yang ideal mencakup body frame, power depan dan
belakang sapi akan mempengaruhi ADG, kemudahan pemeliharaan,dan harga
purna jualnya.
Umur dan berat badan.
Usia sapi
yang ideal untuk digemukkan mulai 1,5 sampai dengan 2,5 tahun, di sini
kondisi sapi sudah mulai maksimal pertumbuhan tulangnya dan tinggal
mengejar penambahan massa otot (daging) yang secara praktis dapat
dilihat dari gigi yang sudah berganti besar 2 dan 4 buah. Sapi yang
sudah berganti 6 gigi besarnya (3 tahun ke atas) juga cukup bagus. Hanya
di usia ini sudah muncul gejala fatt (perlemakan) yang tentunya akan
berpengaruh dengan nilai jual dari pelaku pemotongan ternak.
Sapi apabila masih di bawah usia ideal penggemukan biasanya lebih lambat
proses gemuknya dikarenakan selain bersamaan pertumbuhan tulang dan
daging juga sangat rentan resiko penyusutan serta labil proses
penambahan berat disebabkan adaptasi tempat yang baru, pergantian pola
pakan dan teknis perawatan serta penyakit.
Tentang variabel
berat tubuh, pastinya akan kita lihat dulu dari jenis ras apa sapi yang
akan kita pelihara. Sapi jenis limousin dan simmental maupun silangannya
dengan PO kala umur 1,5 tahun sudah berbobot rata-rata 350-400 kg,
sedang sapi PO murni hanya kisaran 185-275 kg. Nah, dari sini nantinya
kita akan mulai berhitung tentang teknis penilaian ideal untuk mengukur
sistem pemeliharaan dan transaksi jual beli.
Masa pemeliharaan.
apabila masa panen yang diinginkan jangka pendek (k.l 100 hari)
pilihlah jenis limousin, simmental dan silangannya (F1 maupun F2) dengan
berat mulai 390-500 kg. Jika proporsional pemeliharaannya, sapi
tersebut akan mampu bertambah minimal 100kg saat panennya.
Namun kalau yang diinginkan masa panen jangka menegah dan panjang ( k.l
250 hari hingga lebih dari 1 tahun) disarankan agar memilih jenis F1
simmental dan limousin yang murni genetiknya dengan berat di bawah 350
kg. Kebanyakan peternak yang berpola seperti ini biasanya untuk
investasi, pemurnian genetik indukannya atau bahkan sebagai hewan
kesayangan (klangenan jawa.red).
Perhitungan harga.
Sistem transaksinya mirip seperti di bursa pelelangan yang harganya
ditentukan berdasarkan kerelaan penjual dan kisaran harga umum pasar
daging sapi secara nasional. Adapun penentuan beratnya adalah ditimbang
pada saat hidup atau istilahnya berat hidup. Selisih berat timbang pada
saat sebelum penggemukan dan setelah penggemukan inilah keuntungan yang
didapat oleh peternak. Tentunya setelah dikurangi biaya penggemukan
yaitu pakan dan kesehatan sapi. Pasaran harga berat hidup saat ini
adalah Rp. 36.000,-/kg
PEMANFAATAN KOTORAN SAPI UNTUK GAS KEPERLUAN MASAK DAN LISTRIK RUMAH TANGGA
Teknik Pembuatan Biogas Sederhana
Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan
organik oleh mikroorganisme pada kondisi langka oksigen (anaerob).
Komponen biogas antara lain sebagai berikut :
± 60 % CH4 (metana)
± 38 % CO2 (karbon dioksida)
± 2 % N2, O2, H2, & H2S.
Kesetaraan nilai kalor biogas dengan sumber energi lain 1 m3 Biogas setara dengan :
Tabel kesetaraan biogas dengan sumber bahan bakar lain
Proses pembuatan gas dan listrik dari kotoran sapi sangat sederhana
yaitu dengan mengumpulkan kotoran dan limbah sapi dalam digester yang
secara anaerob menghasilkan gas metana yang dapat digunakan untuk
memasak dan sebagai bahan bakar genset yang menghasilkan listrik. Skema
lengkap proses dapat dilihat dalam gambar dibawah ini.
SKEMA PROSES
MANFAAT
KONSEP MANDIRI EKONOMI
Usaha penggemukan sapi potong sebagai konsep Mandiri ekonomi
Membuka peluang usaha baru dan dapat menyerap tenaga kerja
Memenuhi kebutuhan daging untuk wilayah sekitarnya
Mengurangi jumlah pengangguran
Meningkatkan taraf hidup masyarakat
KONSEP MANDIRI ENERGI
Pemanfaatan Kotoran sapi untuk listrik dan gas rumah tangga sebagai konsep Mandiri Energi
Memenuhi kebutahan bahan bakar untuk kebutuhan rumah tangga
Memenuhi kebutuhan listrik wilayah sekitar
Menciptakan kebersihan lingkungan
Mendapatkan pupuk organik yang murah untuk pertanian dan perkebunan
Mengurangi beban masyarakat dan negara dalam pemenuhan kebutuhan energi rakyat.
KEMITRAAN
Bentuk kemitraan yang ditawarkan oleh PT Sahastra Hasta Sejahtera
(sebagai Pihak 1) adalah kerjasama pelaksanaan dan pengelola dengan
MITRA (sebagai Pihak 2) sebagai penyandang dana CSR di lokasi yang telah
tersedia dan disepakati bersama
No comments:
Post a Comment