Apa yang mungkin kita kembangkan di di negeri ini' untuk memacu program AMPL kedepan !
Terkirim dari telepon Nokia saya
-----Pesan Asli-----
Dari: Bambang Purwanto
Terkirim: 19-02-2010 06.12.14
Subjek: Re: Bls: [Milis AMPL] Info "sustainable week" ampl
Dear all,
Ini oleh2 waktu kami ke Washington 2008
salam ampl
bambang purwanto
11 hari traveling ke Washington dan New York
(menghadiri pertemuan ampl)
Bepergian pada bulan Februari baik ke Amerika maupun belahan bumi utara yang bermusim 4 sebetulnya bukan waktu yang tepat, tapi apa mau dikata wong dapat undangan gratis ya iyalah mau aja, tepat tanggal 17 Februari 2008 penulis dan 9 orang lainnya yang terdiri dari utusan Bappenas 2, Depdagri 2, Dep.PU 3, Perpamsi (persatuan PAM seluruh Indonesia) 2, Lembaga Donor 1 berangkat dari Cengkareng menuju Tokyo dengan maskapai penerbangan nasional kesayangan kita Garuda, dan dari Tokyo ke Washington dengan American Airline (AA salah satu penerbangan Amerika yang cukup terkenal dan melanglang buana kemana-mana tapi gak ada yang ke Jakarta kenapa ya?).
Tujuan utama kami adalah menghadiri "sustainable week" yang membahas semua permasalahan air minum dan sanitasi diseluruh negara yang bekerjasama dengan lembaga donor tersebut, yang dibahas mulai dari; kondisi eksisting, problematika dan kendala, langkah kedepan, pencapaian target MDG (millennium development goals), termasuk KPS (kejasama pemerintah swasta) serta hal2 teknis dan non teknis lainnya.
Sampai di bandara Narita untuk transit, masih harus lama tunggu pesawat yang akan mengangkut kami, jadilah rombongan mencar-mencar ada yang cari ganjelan perut, ada yang mau ngopi, ada yang sekedar jalan-jalan sekitar bandara, penulis yang cukup lelah setelah 8 jam penerbangan dari Cengkareng, cari tempat untuk mandi didalam bandara yang mesti bayar dulu Rp. 50 ribuan untuk fasilitas mandi air panas, dapat sabun cair merangkap sampo, kalau mau nambah sambil leyeh-leyeh dikasur empuk ya nambah lagi bayarannya, selesai mandi badan seger, waduh makjos tenan baru cari kopi decafe plus cemilan.
Penerbangan Tokyo-Washington cukup lumayan lamanya dengan jarak yang lumayan jauhnya sekitar 6.781 miles atau 10.913 Km (kurang lebih sama dengan jarak Jakarta-Surabaya 11 kali), sore hari kami mendarat di Washington dan setelah ngantri di counter imigrasi cek dan cap paspor, di atas meja counter ada kamera, dan setiap orang dengan paspor hijau pasti difoto dulu, sambil nyeletuk iseng penulis nanya;"paklik kok saya gak difoto?" jawaban petugas; "lha paspor sampeyan kan biru, pns dan tamu kami ya, kami istimewakan" he he he (baru sadar kalau ada gunanya punya paspor biru).
Giliran pas mau keluar petugas bea cukai nanya, "mas barangmu mana?", "lha saya cuma bawa ini tas gemblok dan koper kecil", sambil ngerinyit alisnya mungkin dalam hati dia bertanya, yang lain bawa barang-barang segede gajah kok orang ini bawa barang sedikit banget.
Akhirnya kami keluar nyari taksi menuju Melrose Hotel, yang beralamat di Pensylvania Avenue 2430 Washington DC (www.melrosehotelwa shingtondc. com), hotel ini walaupun sudah berumur tapi cukup bergengsi pula dan tarifnya cukup ngrogoh kocek dari mulai US$ 200/malam keatas, tapi karena sudah dibayarin orang yang terima saja, mas Sopir taksi kami yang Afroamerica sambil ngobrolin ramenya pemilihan presiden Amerika, dan dia njagoin Obama sambil mengulas sedikit sepak terjang Obama dan bagaimana dia dapat dukungan masyarakat luas dan ternyata memang akhirnya dia menang dan jadi Presiden Amerika pertama yang berdarah campuran Afrika (penulis sempat beli kaos kampanyenya di Potomac Mills) dan yang terang pada masa kecilnya (umur sepuluhan tahun) pernah hidup di bumi pertiwi yang kita cintai dan bernama Indonesia ini, kita patut bangga jadi bangsa ini.
Selesai bayar taksi sekitar $60 (berempat ya termasuk sedang ongkosnya mengingat jauhnya jarak dari bandara dan berempat lagi), kami langsung check-in masuk kamar terus leyeh-leyeh hampir keblabasan tidur, malamnya ada welcome party dari pengundang, disuguhi minum wine, bir, cola, jus jeruk serta berbagai nyamikan kecil. Dasar perut Indo selesai acara basa-basi, rombongan segera keluar cari nasi untuk makan malam, kami menuju kawasan Georgetown yang tidak terlalu jauh dari hotel kami, sampailah di Restoran Thailand langsung pesan nasi dan berjenis lauk yang mirip dengan masakan Indo, maknyus tenan masakannya bagaikan masakan bunda.
Pulang dari restoran ada yang berminat raun-raun , tapi mengingat angin dingin bulan Februari yang kurang bersahabat, penulis langsung masuk kamar guher wes ewes ewes bablas ngoroknya.
Pagi hari tanggal 19 Februari 2008 udara masih terasa dingin tapi masih dibawah 10*C walaupun dingin tapi gak ada salju, hanya genangan air saja yang membatu jadi es dibeberapa tempat, tidak seperti kondisi Februari 2010 sekarang ini yang saljunya hampir rata turun diseluruh USA sehingga dijuluki United State of Snow, kejadian ini merupakan cuaca terburuk di USA sampai saat ini, kami jalan kaki cepat diselingi lari kecil sambil olahraga ngilangin sebagian lemak yang lumayan cukup jauh jaraknya antara hotel kegedung pertemuan, namun sebelumnya perlu difoto dulu dibuatkan pas masuk (semacam ID Card), waduh waktu mau masuk ruangan sudah penuh sesak, jadi ya kebagian ngikuti jalannya acara lewat layar tv yang disediakan panitia diluar ruangan.
Tiba makan siang kami dijamu tuan rumah dengan menu ala eropah yang makneg ngenyangin perut, dan acara siangnya ada diskusi kecil bersama. Sebagian dari kami sudah punya agenda masing-masing, kami berempat berhasil memanfaatkan waktu sore naik kereta pergi ke "Potomac Mills" yaitu sorga belanja murah meriah, dipinggiran kota Washington semacam kumpulan outlet yang besarnya ngudubilah segala ada sampai foodcourtnya juga tersedia ternyata ketemu orang Indo yang jualan makanan disana. Wah semua orang belanja kalap bagai "kesurupan" he he he habis semua yang dicari ada dengan harga yang murah, jadi mesti hati-hati atur strategi dan nafsu blanjanya. Penulis pertama cari pesanan anak-istri baru urusan teman yang titip celana "docker" yang terkenal kekuatannya, penulis sudah membuktikan celana panjang yang penulis pakai ada yang sudah usianya belasan tahun masih enak dipakai dan sekalian nyari oleh-oleh buat teman-teman sekantor, pas waktu
asyik belanja tiba-tiba salju turun diluar, penulis yang gak sempat bawa baju hangat segera cari ke bagian baju hangat sekalian cari syal, sarung tangan, jadilah punya perlengkapan siap tempur sekarang.
Pulang dari Potomac Mills bagaikan rombongan pengungsi setiap orang asyik dengan bondolannya, naik taksi ke stasiun kereta terus sambung menuju Foggy Bottom GWU (George Washington University) dari sana jalan kaki gak terlalu jauh ke Melrose Hotel. Biasa penulis sampai dikamar langsung beberes oleh-oleh, dan segera keluar itu tas lipat yang selama ini jadi cadangan.
Malamnya ada acara jamuan makan malam di Restorant Italy dengan menu utama pasta yang hemm rasa tomat dan pedesnya cukup menggigit lumayan untuk mengganjel dan manasin perut dimusim yang masih cukup dingin ini, pulangnya penulis masih sempat ke Barness & Noble Bookstore di Georgetown untuk cari buku potografi buat sendiri dan buku "Capoeira" titipan si bungsu, maklum buku capoeira sangat susah dan langka kita dapatkan di Indo termasuk di Kinokuniya Takashimaya Singapore sekalipun, dan yang cukup menyenangkan disetiap toko buku disana dilantai atasnya ada Starbuck Cafe jadi bisa sekalian pesen decafe americano kesayangan cukup gelas kecil saja.Pulang dari Barness & Noble Bookstore langsung gosok gigi cuci kaki dan sempat "ngisa" dulu baru bobok nyenyak kecapaian.
Pagi berikutnya setelah sarapan langsung menghadiri salah satu sesi yang membahas "kps" (kerjasama pemerintah swasta) dengan beberapa pembicara dari Amerika Latin dengan kisah sukses storinya, namun disayangkan waktu sangat terbatas sehingga acara diskusi hampir-hampir tidak ada, walaupun banyak peserta yang angkat tangan maaf gak dilayani. Sambil menuju gedung pertemuan berikutnya, saya menyempatkan ke Bordess Bookstore (Barness & Noble dan Bordess Bookstore adalah salah satu toko yang besar dan punya cabang hampir dikota-kota besar dunia.
Siang dan sorenya setelah kami makan siang di kantin yang cukup wah buat saya, sempat ketemu suami istri dari Indo yang sudah beberapa tahun kerja di Washington, dari obrolan banyak informasi penting yang kami peroleh darinya, selanjutnya kami ada pertemuan merumuskan strategi apa yang kiranya cocok untuk memecahkan beberapa permasalah yang ada, dan seterusnya urusan tetek bengek dan teknis lainnya.
Sepulangnya masih ada waktu buat jalan-jalan ke "Pentagon Mall" itu lho mall-nya para soldat Amerika sehingga pating sliweran tentara dengan seragam yang macam-macam, ada putih, coklat, loreng, hijau dari tentara yang kulit putih, hitam, setengah hitam, dan kuning serta pria wanitanya dari yang gagah tegap cuantik sampai yang culunpun kelihatan disana he he he. O iya jarak antara Pentagon Mall cukup mudah untuk dicapai dari Stasiun Foggy Bottom GWU dekat hotel penulis. Saya sempat ketemu penjaga toko yang berasal dari Indo yang jualan sovenir, karena penulis beli beberapa item, dengan bisik-bisik dia berkata nih saya kasih hadiah ya, tapi jangan bilang-bilang sama boss nanti saya diomelin, ok deh kalau begitu. Malemnya masih kelayabancari makanan ringan dan coklat titipan anak tersayang.
Pagi berikutnya sebagian rombongan pulang langsung ke Indo sedangkan penulis menemani rekan yang belum pernah ke New York besoknya mau kesana, dan jujur penulis juga kangen dengan hiruk pikuknya kota NY yang ngangeni itu, taksi-taksi kunig dan suara sirene mobil polisinya itu lho, tapi kami berdua masih punya waktu tambahan stay 1 malam di Washington, tapi kami harus check-out dan pindah ke Hotel Holiday Inn yang tidak begitu jauh dari hotel lama kami dan juga murahan taripnya, waktu check-in ada sedikit rewel mas item petugas resepsionisnya, biasa nganggap kita orang kaya mau diakalin alesan belum ada daftarlah etc, tapi dengan ngotot akhirnya semua beres.
Beres urusan check-in hotel kami berdua langsung nglayap bayar utang kemarin-kemarin yang gak sempat jalan-jalan lha wong jalannya cuma curi-curi waktu sambilan (kebangeten ya kok gak dialokasikan waktu buat jalan), atur napas dulu, atur strategi mau kemana dan rutenya bagaimana, yang jelas buat teman no 1 ya lihat gedung putih yang waktu itu masih kelihatan sepi mungkin cuaca masih dingin, duduk-duduk ditaman depan White House sambil foto-foto setelah puas jalan lewatin Capitol Hill, jalan terus nglemesin kaki tak terasa sudah waktunya makan siang, buka peta sambil cari tempat makan yang dekat keterangan mbakyu penjaga Botanic Garden tetangga gedung Voice of America yang warta beritanya selalu penulis dengar lewat radio FM kesayangan , dia bilang itu lho didalam Indian American Museum ada tempat makan enak, jalanlah kami kesana, dan ternyata betul-betul top markotop dan maknyus makanannya, menu Indian modifikasi, saya makan semur sapi dengan kentang
rebusnya dan minum coklat susu panas yang diberi ramuan wangi-wangian Indian, wah puas lengerlenger kekenyangan.
Musium Indian itu sendiri sebenarnya menarik, dengan banyaknya jumlah koleksi yang dipamerkannya dari jaman jadul sampai sekarang, namun kami kejar-kejaran dengan waktu gak sempat lama-lama disini, yang aneh bagi penulis; lha kok gak ada orang Indiannya, mulai petugas masuk, oom-oom kulit putih, mas Satpam ya wong item, sampai mbak-mbak yang jaga kasir dan mbakyu kulit putih hispanik dan eroupian dan item yang nglayani makana, kemana ya mereka?.
Selanjutnya kami menuju Lincoln Memorial berhubung perut kenyang sedikit malas jalan ya tunggu taksi aja, sampai disana penulis selalu kagum apalagi pada saat kita mulai naik tangga kelantai atas, dengan arsitektur yang wah, pilar depan yang gigantik dan patung mbah Lincoln yang anggun dan berwibawa, cocoklah kalau setiap Presiden USA baru pasti dilantik disini, dan sampai sekarang masih banyak karangan bunga yang bertebaran dibawah patungnya yang dikirim pengunjung. Tak puas rasanya memandangi dan foto-foto entah berapa puluh kali jepretan (untungnya sudah ada kamera digital) sambil berdesakan dengan pengunjung cari angel yang pas.
Puas dari Lincoln Memorial kami berdua masih sempat jalan-jalan ke Korean War Veterans Memorial, itu tanda peringatan korban perang tersebut, jalan sekitar kawasan ini serasa ada keheningan, sambil kita masing-masing menerawang betapa banyaknya manusia yang jadi korban nafsu angkara murka manusia lainnya. Kami masih berada sekitar kawasan ini dimana dideatnya terdapat kolam yang cukup luas membuat kita lebih keluasa mengabadikan pemandangan sekitarnya, tapi walaupun kelihatan sepi tidak terlalu banyak pengunjung tapi polisi mbak item yang berkuda keliling selalu menegur kalau ada barang/tas yang sebentar aja ditinggal pemiliknya, hal inipun terjadi dengan penulis, maklum biar kelihatan keren kami buka baju dingin, lepas topi lepas ransel dan bergaya sebentar, eh ternyata sudah ditegur gak boleh lama-lama ninggalin barang.
Sudah puas dan lagi kaki sudah mulai gempor kami jalan pelan-pelan lewat Jembatan Sungai Potomac menuju Arlington Cemetery (Taman Makam Pahlawan Amerika) dari stasiun metro Arlington kami masih mampir ke Pentagon Mall cari oleh2 kecil sambil ganjelan makan sore, angkutan yangpraktis dan murah selama di Washington ya Metro dengan tarif mulai dari US$ 1.20 sampai terjauh US $ 3.90, perut mulai nagih nasi akibat kecapaian muter-muter, saya pilih nasih plus ikan goreng dan minum jus apel, dengan harga sekitar US $ 9 sudah puas wareg tenan, dari sana kami sempat kesasar-sasar nyari hotel berhubung hari sudah mulai gelap, akhirnya setengah teler kami sampai di hotel langsung istirahat mengingat besoknya masih harus ke New York.
Paginya via Ronald Reagen Washington National Airport kami menuju JFK Airport NY, sebelumnya ada peristiwa yang konyol waktu petugas ngecek boardingpass gak dikembalikan ke penulis, untung ada firasat sehingga belum pergi jauh saya sempat kembali ke si-petugas konyol tadi untuk ngambil boardingpass saya, dan yang bikin keki dia pura-pura bego gak merasa bersalah (atau memang mau ngerjain gak tahu?), bisa dibayangin apa jadinya kalau boerdingpass hilang?. Masih ada masalah lain yaitu antara check-in counter dan gate pesawat kok ya jauh banget, weladalah jalannya sampai ngos-ngosan takut ketelatan.
Begitu mendarat dei JFK Airport kami tidak cari taksi yang pastinya lebih mahal, kami cari mobil patungan yang isi sekitar 8 orang (pick up point di Airport) tarif sekitar US $ 15/penumpang langsung diantar kehotel. Berhubung waktu di NY sangat sempit kami harus bergegas kalau mau jalan-jalan, syukur lokasi hotel ditengah kota dekat prapatan Hard Rock Cafe NY jalan kaki sebentar sudah ada di Fifth Avenue, dari sana kami naik metro ke Manhatan rencananya mau lihat Patung Liberty dari dekat, eh ndilalah kami sempat terkunci berdua di metro he he he sempet panik gedor-gedor pintu untuk ada kondektur pakde item yang nolongin, dari situ juga salah naik ferry, ya lagi apes cukup lihat liberty dari kejauhan, hari mulai gelap langsung jalan-jalan sekitar Broadway yang ngangeni itu lihat hiruk pikuknya manusia seliweran dan pemandangan taksi-taksi kuningnya, kami sempat ke Macy Department Store (terbesar didunia klaim mereka) dengan elevator kayunya yang antik
itu sungguh menawan.
Subuh-subuh kami harus sudah menuju JFK lagi dengan AA transit di Swarnabhumi Airport Bangkok untuk menuju kota tercinta Jakarta, gempor-gempor deh badan rasanya 11 hari muter terus gak ada berhentinya. (bp)
Thursday, February 25, 2010
Bambang Purwanto jalan jalan 11 hari
Logo Biru, Hijau, dan K dalam Lingkaran Merah Pada Obat
Pernahkah anda memperhatikan logo obat yang ada di kemasan obat yang dikonsumsi atau anda beli? Perhatikan dengan seksama pada kemasan obat yang anda beli. Obat dapat dibagi menjadi 4 golongan yaitu :
1. Obat Bebas (hijau)
Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh : Parasetamol.
2. Obat Bebas Terbatas (biru)
Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter, dan disertai dengan tanda peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh : CTM.
3. Obat Keras dan Psikotropika
Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf K dalam lingkaran merah dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh : Asam Mefenamat. Obat psikotropika adalah obat keras baik alamiah maupun sintetis bukan narkotik, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Contoh : Diazepam, Phenobarbital.
4. Obat Narkotika
Obat narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan ketergantungan. Contoh : Morfin, Petidin.
Sebelum menggunakan obat, termasuk obat bebas dan bebas terbatas harus diketahui sifat dan cara pemakaiannya agar penggunaannya tepat dan aman. Informasi tersebut dapat diperbolehkan dari etiket atau brosur pada kemasan obat bebas dan bebas terbatas.
Wednesday, February 24, 2010
Solusi Pembangunan Sanitasi Indonesia
Artificial Interview
Nara sumber : Ir. Winarko Hadi S, MM
Profesi : Konsultan
Tanggal : 23 Maret '08
Pewawancara : Rudy Badil
Pertanyaan :
Aspek-aspek apa yang menjadi kendala dalam proses Pembangunan Sanitasi di Indonesia, terkait dengan :
1. Kebijakan Nasional
2. Implementasi di tingkat daerah ;
a. Pemerintah Daerah
b. Masyarakat
Jawab:
1) Kebijakan nasional:
Hal pertama yang perlu disadari oleh semua pihak, bahwa Pembangunan sanitasi (dalam hal ini adalah penanganan air limbah domestik) di Indonesia, tidak dapat dilakukan secara instan dengan membangun jaringan perpipaan (sewerage system) di kota-kota besar di Indonesia - seperti layaknya era penyediaan air bersih di masa lalu- hal itu, akan membutuhkan biaya yang sangat mahal dan memerlukan waktu yang relatif lama - seperti kita ketahui dari sisi investasi, biaya yang diperlukan membangun jaringan sewer beserta IPAL skala perkotaan, membutuhkan baiaya 4-5 kali lipat biaya investasi jaringan air bersih/minum.
Oleh karena itu, sebaiknya pembangunan sanitasi harus melalui proses yang sistematis melalui apa yang dinamakan evolusi-sanitasi - yaitu konsep pendekatan pengembangan program sanitasi - yang dimulai dengan;
1. Fase awal evolusi; berupa peningkatan sistem on-site (kondisi sanitasi kebanyakan saat ini), ditingkatkan secara teknis menjadi sistem on-site (septic tank) yang layak memenuhi persyaratan teknis, beserta dengan penyediaan pelayanan IPLT, baik skala kota maupun komunal. Fase ini dialamatkan bagi upaya peningkatan kesehatan masyarakat dan peningkatan akses masyarakat ke sanitasi dasar yang lebih baik.
2. Fase interim; berupa peningkatan on-site menjadi sistem komunal (centralize system),yang dapat berupa small sewerage system atau small bore system. Fase ini merupakan solusi sanitasi yang dialamatkan, dengan tujuan pengurangan pencemaran badan air ( sungai) / air tanah oleh polutan limbah cair domestik
3. Fase akhir evolusi sanitasi; merupakan fase peningkatan dari beberapa komunal system, yang dihubungkan oleh pipa induk ke IPAL terpusat, berupa sewerage system skala perkotaan. Fase ini dialamatkan untuk peningkatan kualitas lingkungan (lihat skema)
Ke—dua yang dibutuhkan dalam pembangunan Sanitasi di Indonesia adalah, tersedianya peraturan/per-undangan bidang sanitasi di- pusat setingkat Permen (Peraturan Menteri red.) atau diatasnya (Peraturan Pemerintah atau UU).
Saat ini sudah terdapat kesepakatan - dari 6 pejabat eselon 1 di level nasional- untuk kebijakan pembangunan sanitasi berbasis masyarakat, serta konsep kebijakan berbasis lembaga, yang diprakarsai oleh Bappenas ,melalui proyek Waspola.
Hendaknya ke 2 kebijakan tersebut di dorong saja menjadi Peraturan Pemerintah yang dapat digunakan sebagai payung kebijakan ditingkat Nasional. Dalam hal ini Bappenas dapat bertindak sebagai pemrakarsa -dalam fungsi koordinasi antar instansi ditingkat pusat- melakukan inisiatif penyusun regulasi, dan kemudian akan dapat ditindak lanjuti penyusunan peraturan pelaksanaannya (Permen) oleh Departemen Teknis atau Intansi yang bersangkutan.
Untuk jelasnya, Bappenas dapat bersama-sama atau bertindak sendiri dengan Depdagri serta Meneg LH yang mendorong Kebijakan Sanitasi berbasis Masyarakat dan Lembaga menjadi Peraturan Pemerintah, kemudian Departemen Teknis : Pekerjaan Umum, Kesehatan yang menyusun peraturan pelaksanaannya berupa Rencana Aksi (Action Planning).
2) Pemerintah Daerah dan Masyarakat;
Persoalan;
Kecilnya alokasi anggaran untuk sektor sanitasi, menggambarkan minimnya perhatian Pemerintah Daerah pada masalah sanitasi. Pemerintah Daerah tidak mempunyai perencanaan strategi program sanitasi untuk skala perkotaan (city-wide sanitation). Tidak terdapatnya institusi yang bertanggung jawab secara langsung kepada sanitasi perkotaan. Kebanyakan dari penentu kebijakan di kalangan eksekutif dan legislatif memiliki kesenjangan kapasitas dalam memahami betapa penting dan sangat mendesaknya penyediaan pelayanan bidang sanitasi bagi masyarakat. Disisi masyarakat pemahaman tentang sanitasi juga rendah, perilaku dan buruknya sanitasi masyarakat dikarenakan kurang mengenalnya pola hidup bersih dan merupakan kesenjangan yang nyata dalam memahami kesehatan lingkungan (hygiene) yang sehat, hal ini memperburuk kondisi lingkungan perkotaan.
Alternatif Solusi untuk Pemda;
Perlunya Dokumen Perencanaan Strategis Sanitasi Daerah yang melibatkan seluruh stakeholder baik lintas sektoral maupun pelibatan seluruh unsur masyarakat. Dokumen ini merupakan penjabaran dari dokumen perencanaan daerah yang sudah ditetapkan seperti Rencana Pembangunan Jangka Menengah atau Panjang Daerah (RPJM/PD).
Sedangkan langkah pendekatan yang dilakukan adalah merupakan suatu proses sbb:
Pembentukan Tim Pokja Sanitasi;
Tim Pokja Sanitasi, dibentuk dengan SK Kepala Daerah;
1. Ketua : Sekwilda / Bappeda
2. Anggota :
a. Perangkat pemerintah daerah dan unit-unit pelaksananya (SKPD) sebagai penyelenggara pelayanan publik di daerah seperti PU,Perkim,Kesehatan, Kebersihan, BPLH, Tata Ruang/Kota, Keuangan Daerah serta BUMD/PDAM
b. Anggota Dewan (Komisi B/C DPRD)
c. Masyarakat umum, industri, organisasi masyarakat (ormas) & organisasi non pemerintah (ornop), Unsur Masyarakat (LSM, Forum2, Toma)
d. Unsur Perguruan Tinggi, para akademisi, perguruan tinggi di daerah
Oleh karenanya sasaran utama adalah sebagai upaya pembangunan kapasitas (capacity building) seluruh stakeholder sanitasi di daerah maka Tim Pokja dalam bekerja dapat dibantu/difasilitasi oleh Tim Perguruan Tinggi
Penyusunan Dokumen Renstra;
Asas utama dalam penyusunan Dokumen Renstra Sanitasi adalah :
1. Proses penyusunan Rencana Strategis Sanitasi Perkotaan ini dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan seluruh pelaku utama (stakeholder) secara tanggap (responsiveness), berkeadilan dan melibatkan masyarakat
2. Melakukan peningkatan kemampuan aparat (capacity building) dalam setiap tahap kegiatan dengan berorientasi kepada proses (process oriented)
3. Menekankan kepada pencapaian komitmen yang dibangun secara bersama antara Pemda dengan para stakeholder, bekerjasama atau mengikutsertakan lembaga-lembaga yang ada dalam masyarakat dalam memecahkan masalah dan memberikan pelayanan publik secara berkelanjutan (suistainable)
Approach / Metodologi :
Pendekatan Partisipatif
Pendekatan partisipatif digunakan mengingat beberapa manfaat dalam program pembangunan daerah, berupa: efisien, efektif, menjalin kemitraan, memberdayakan kapasitas, memperluas ruang lingkup, meningkatkan ketepatan kelompok sasaran, berkelanjutan, pemberdayaan kelompok marjinal dan meningkatkan akuntabilitas. Meskipun disadari bahwa dengan pendekatan ini, membutuhkan biaya yang besar dan lambatnya proses pengambilan keputusan.
Dalam pelaksanaannya, proses partisipatif digunakan untuk melakukan identifikasi & analisis stakholders, konsultasi tingkat daerah, penyusunan program pembangunan, hingga monitoring dan evaluasi.
Melalui rangkaian panjang tersebut di atas, proses dan mekanisme perencanaan partisipatif diharapkan selalu muncul dalam setiap penggalian aspirasi & kebutuhan, konsultasi, penyepakatan, dan pengambilan keputusan. Aktor-aktor yang terlibat meliputi masyarakat, pemerintah daerah, dan DPRD.
Peningkatan kemampuan aparat,
Peningkatan kapasitas aparat dilakukan melalui on job training dengan pendekatan kelompok kerja. Proses ujicoba, perbaikan dan pemecahan masalah diharapkan membawa perubahan pada sumberdaya manusia. Pelatihan, pemberian tugas, diskusi, presentasi, konsinyasi dan menulis serta mengelola semiloka, menjadi pilihan strategi di sini.
Strategi pengembangan kapasitas aparat daerah diarahkan untuk mencapai sasaran: peningkatan kualitas kebijakan publik, pengembangan organisasi (organizational development) publik, pengembangan manajemen publik, pengembangan sistem akuntabilitas publik, dan pengembangan budaya organisasi (organizational culture) publik.
Membangun komitmen
Penekanan outcome kegiatan kepada komitmen yang terbangun diantara para stakeholder adalah sangat diutamakan. Dengan terbangunnya komitmen diantara semua pihak akan berarti separuh dari tujuan kegiatan tersebut telah tercapai. Komitmen adalah adalah buah kesadaran dan tanggung jawab secara kolektif demi tercapainya suatu tujuan.
Sehingga dalam penyusunan Perencanaan Strategis Sanitasi Perkotaan, terbangunnya komitmen diantara stakeholder baik dari pihak eksekutif maupun dari pihak legeslatif dan masyarakat lebih penting artinya bila dibandingkan dengan tersusunnya dokumen itu sendiri.
Skema Proses Penyusunan Renstra Sanitasi sbb
Format penyusunan dokumen Renstra, tidak boleh lepas dari format dokumen Perencanaan Strategi Daerah yang sudah ditetapkan dengan kandungan bab yang meliputi bagian-bagian sbb :
1. Potensi dan kondisi Eksisting Sanitasi
2. Kebutuhan masyarakat dan penentuan Visi, Misi dilakukan melalui penjaringan aspirasi masyarakat
3. SWOT analisis dan Penentuan Target & Sasaran
4. Kebijakan dan Strategi Program
5. Peng-anggaran, indikator kinerja serta penanggung jawab program
Dokumen ini merupakan dokumen perencanaan jangka menengah yang berlaku hingga 5 tahun ke depan, secara sektoral (SKPD) dokumen ini dapat berlaku sebagai dokuman Renstra SKPD.
Rencana Aksi
Merupakan dokumen Rencana Kerja (Renja), yang merupakan turunan tahun ke 1 atau ke 2 (tahun ke-n) dari Renstra Sanitasi Kota yang sudah ditetapkan dalam 5 tahun.
Dalam dokumen ini sudah terdapat indikasi program kegiatan serta dilakukan prioritasi dengan komponen determinan berupa :
1. Program Pemerintah Pusat/ Propinsi sebagai tugas pembantuan serta alokasi program DAK tahun ke-n
2. Hasil evaluasi pencapaian program tahun anggaran sebelumnya
3. Usulan program dari masyarakat (dokumen Musrenbang) th. Ke n atau hasil Real Demand Survey
4. Kemampuan keuangan daerah (kapasitas fiskal daerah)
Sedangkan unsur kegiatan merupakan hasil prioritasi program yang dapat berupa program fisik dan non fisik.
Pada dasarnya pelaksanaan rencana aksi ini merupakan bagian program yang dapat diusulkan dalam RAPBD tahun ke-n. Sehingga dijamin sumber pendanaanya. Adapun sumber-sumber pendanaan dapat berupa sumber pendanaan dari APBN (Pusat), APBD I (propinsi) serta APBD II (Kota/Kabupaten).
Solusi pada Masyarakat;
• Pelibatan masyarakat;
Pelibatan masyarakat secara aktif dengan lebih menekankan pada faktor peran masyarakat dalam proses pembangunan Sanitasi sangat diperlukan dalam menjamin keberhasilan seluruh proses.
Pelibatan masyarakat dapat dimulai dari proses Perencanaan, Pembangunan dan Pengoperasian. Sebagai contoh ,model pembangunan Sanimas dapat dapat di replikasikan oleh Pemda sebagai model pembangunan sanitasi dengan pelibatan masyarakat secara aktif.
• Penyadaran masyarakat;
Pelibatan masyarakat tanpa dibarengi dengan proses penyadaran masyarakat - akan arti pentingnya sanitasi - hanya akan menimbulkan sikap pasif masyarakat yang berorientasi pada proyek. Hal ini juga diyakini tidak dapat menjamin sustainability. Faktor ini penting oleh karena pengalaman masa lalu pembangunan sarana dan prasarana yang dibangun oleh pemerintah, ternyata tidak dikelola dan dirawat oleh masyarakat.
Proses penyadaran masyarakat dapat dilakukan dengan kampanye, sosialisasi, desiminasi yang pada dasarnya adalah penyampaian informasi yang benar dan menjalin komunikasi aktif kepada masyarakat.
Contoh kegiatan ini misalnya program PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun).
• Survey Kebutuhan Nyata – Real Demand Survey;
Adalah suatu kegiatan survey sample yang dilakukan pada lokasi tertentu, ditujukan untuk mengetahui kebutuhan nyata dari masyarakat, terkait dengan penyediaan sarana dan prasarana sanitasi oleh Pemerintah. Dari hasil survey ini akan dapat diketahui secara valid tentang kebutuhan, keinginan serta kemampuan masyarakat dalam ikut berpartisipasi pada pembangunan sarana dan prasarana dasar sanitasi. Secara teknis hasil RDS selain menggambarkan tingkat kebutuhan masyarakat dalam bentuk peta geografis, akan dapat diketahui juga wilayah-wilayah rawan sanitasi, sehingga akan memudahkan pengambil keputusan untuk melakukan proses penanggulangannya.
• Pelibatan unsur suasta
Peran suasta dalam pembangunan sanitasi di daerah, dapat secara nyata dilibatkan dalam kesempatan penyediaan sarana dan prasarana dasar sanitasi berupa;
1. Pembuatan tangki septic tank untuk tingkat rumah tangga, dengan penetapan kriteria serta sertifikasi kelayakan oleh instansi / dinas yang berwenang –kesempatan usaha penyediaan sarana tangki septic, sangat menjanjikan dari sisi profit, hal ini terbukti beberapa produsen tangki septic dalam negeri telah meproduksi dalam skala industri (sudah tersedia di toko2 bangunan di kota2 besar).
2. Pengusahaan WC umum oleh suasta di lokasi fasilitas umum, terminal, pasar,kawasan pemukiman buruh industri, ternyata diminati oleh pengusaha kecil, oleh karena keuntungan yang menjanjikan-kriteria desain, ijin serta monitoring dapat ditetapkan oleh Pemda, dengan pelayanan satu atap yang murah.
3. Pembangunan dan pengelolaan sewerage sytem dan IPAL skala kawasan dilingkungan perumahan, yang dilakukan oleh pengembang-kesempatan pengelolaan sanitasi yang dipadukan dengan pelayanan air minum, pengelolaan persampahan serta keamanan lingkungan, telah dilakukan oleh pengembang2 besar di Jakarta, seperti di perumahan Karawaci, Bumi Serpong Damai, kawasan Bintaro Jaya - Contoh ini secara nyata menarik bagi suasta untuk pengelolaan oleh suasta, oleh karena itu Pemerintah Daerah dapat menyiapkan kebijakan serta peraturan yang dapat lebih mendorong terlibatnya suasta dlam usaha ini.
Kelembagaan dan Peraturan Daerah
Dalam rangka pembangunan serta penyelenggaran pengelolaan sanitasi yang menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah, diperlukan unsur kelembagaan dan peraturan yang jelas serta tegas.
Kelembagaan;
Dalam hal kelembagaan harus ditetapkan lembaga atau instansi yang bertanggung jawab secara langsung terhadap bidang sanitasi di daerah. Persoalan kelembagaan ini sangat mendesak harus segera ditangani oleh karena berdasarkan pengalaman bidang sanitasi ini di beberapa daerah ditangani oleh lebih dari satu instansi- sebagai contoh di kota Surabaya masalah sanitasi (air limbah domestik) ditangani oleh BPLHD kota, di Bandung oleh PDAM, di Padang oleh dinas Perumahan Permukiman, di kota lain oleh dinas Kebersihan. Tidak ada ketentuan baku menyangkut hal ini, pada hal untuk sektor lainnya dengan tegas Pemerintah Pusat menentukan lembaga yang bertanggung jawab. Kerancuan ini mungkin disebabkan oleh karena definisi "Sanitasi" yang kabur pengertiannya. Di tingkat pusat, bidang sanitasi diterjemahkan dalam sub2 bidang air limbah domestik, persampahan, dan drainase lingkungan. Sedangkan di daerah dalam kewenangan/hak, bidang sanitasi bisa bermacam macam dinas dan badan yang menangani, namun dalam tugas dan tanggung jawab mungkin akan saling melemparkan ke dinas atau instansi lain. Kita berharap bahwa dalam kebijakan Nasional sanitasi berbasis lembaga-yang sedang dalam tahap penyempurnaan- akan ada solusi yang tegas tentang lembaga yang ditetapkan bertanggung jawab secara langsung bidang sanitasi di daerah.
Peraturan Daerah;
Ketiadaan peraturan yang secara tegas mengatur bidang sanitasi ditingkat pusat, menimbulkan kelangkaan Peraturan Daerah yang terkait dengan bidang Sanitasi. Keraguan Pemerintah Daerah dalam meng-adopsi kebijakan sanitasi Nasional, tergambarkan dari kecilnya alokasi anggaran tahunan bidang sanitasi di daerah, angkanya diperkirakan berada di bawah 1% dari total APBD.
Peraturan daerah yang mengatur perencanaan dan penyelenggaraan bidang sanitasi, sangat diperlukan dalam mendorong suksesnya pembangunan sanitasi di daerah.
Sebagai contoh dibeberapa kota besar di Indonesia yang telah memiliki jaringan air limbah (sewerage system) secara terbatas, belum mempunyai Peraturan Daerah yang mengharuskan kepada warga masyarakat yang rumahnya telah dilalui jaringan perpipaan air limbah, untuk wajib melakukan penyambungan langsung ke jaringan sewer. Kalaupun ada seperti yang terjadi di kota Medan – telah memiliki SK Walikota untuk kewajiban menyambung air limbah- tidak ada tindakan hukum (law enforcement) atau sanksi bagi yang melanggar ketentuan tsb. Di Jakarta, sudah ada SK Gubernur yang mengharuskan seluruh rumahtangga memiliki instalasi pengolah limbah cair di setiap rumah, berupa tangki biofilter (anaerobic tank), namun oleh karena terbitnya aturan tersebut yang agak berbau kontroversial, serta tiadanya penegakan hukum yang tegas, maka hingga hari ini pencemaran air tanah oleh limbah domestik diduga masih terjadi dibanyak tempat di Jakarta-data BPLHD Propinsi DKI Jakarta mendukung hal itu, dengan masih tercemarnya sumur-sumur penduduk oleh bakteri koli.
Dalam hal aturan, sudah selayaknya para pengembang -yang menyediakan perumahan bagi penduduk kota-kota besar di Indonesia – membangun fasilitas jaringan air limbah berikut IPAL-nya sebagai kelengkapan utilitas permukiman, layaknya jaringan jalan, listrik dan telepon, bahkan jaringan perpipaan air minum-secara ekonomi beban penyediaan utilitas sudah termasuk dalam harga jual per rumah . Ketentuan ini dapat diatur melalui Peraturan Daerah, dengan melekatkan aturan kewajiban penyediaan sarana dan prasarana sanitasi dalam ijin rencana tapak bangunan (site plan) dan IMB. Kalau saja semua daerah perkotaan di Indonesia mempunyai aturan Tata Kota seperti itu, sudah tentu hal ini akan sangat membantu Pemerintah dalam mengurangi beban anggaran bagi penyediaan sarana prasarana air limbah berupa jaringan perpipaan (sewerage system) di kota-kota besar.
Penutup
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tugas pembangunan bidang sanitasi oleh Pemerintah dibantu oleh masyarakat masih jauh dari optimal. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam rangka mendorong akselerasi pembangunan bidang sanitasi, masih terkendala di semua lini – peraturan kebijakan, anggaran biaya, kesadaran masyarakat dan kelembagaan. Oleh karenanya pembangunan sanitasi yang merupakan bagian tak terpisahkan dengan kesejahteraan masyarakat, perlu dilakukan mobilisasi sumber daya secara nasional oleh Pemerintah pusat dengan menetapkan "KAMPANYE NASIONAL SANITASI" sebagai reformasi paradigma sanitasi nasional, layaknya "Kampanye KB" yang sukses di era lalu dalam menekan tingkat pertumbuhan penduduk. Dengan demikian pembangunan sanitasi di Indonesia tidak perlu dilakukan dalam hitungan abad untuk mencapai target MDGs.
Sunday, February 21, 2010
Live streaming radio Fm
Radio Bugis - Streaming original Buginese Kecapi
GitaBali Radio - The 1st Balinese internet radio
Mercury FM 96MHz Channel - Hot news and infotainment
Radio DJ 94.8 FM - Indonesian radio music
Radio i2 - Komunitas musik dan radio interaktif Indonesia
Radio Harbos FM - Bandar dangdut Kota Pati
IndoHitz Radio - Various mix of beautiful hits
Kaskus Radio - Indonesian internet radio
FBI FM - Its not just a radio
Paramuda FM Radio - Sport and hits music station
Djwirya Radio - The real online radio from indonesia
Serambi FM Radio - Streaming live from Banda Aceh
Sahara FM - Long play dangdut music
t4radio - Situs radio online Indonesia
Nafiri FM - Radio hiburan dan informasi
Station Radio | Winamp | Other |
http://125.163.79.184:8010/listen.pls (bandung), lainnya lihat di rri.co.id atau rri-online.com | ||
webcast | ||
http://202.146.225.106:8000/listen.pls (Jakarta) | ||
http://radio.mitra.net.id:8102/listen.pls (Surabaya) | ||
webcast | ||
www.gajahmadafm.co.id:8000/live1.mp3 (langsung copas) | ||
kumpulan radio streaming | webcast | |
webcast | ||
webcast | ||
webcast | ||
webcast | ||
webcast | ||
webcast | ||
webcast | ||
webcast | ||
webcast | ||
http://live.radiomadufm.com:8550/listen.pls (Tulung agung) | ||
webcast | ||
webcast | ||
Kumpulan Radio Streaming: Trax FM, Allnetwork, Cakrawala, dll | ||
webcast | ||
webcast | ||
webcast | ||
webcast | ||
webcast | ||
Kumpulan radio streaming Jateng-Jogja | - | |
- | ||
- | ||
Radio | - | - |